Yang Jualan Sepatu Banyak, Tapi Kenapa Punya Kamu Lesu?
Di setiap pasar, toko daring, atau media sosial, kita bisa dengan mudah menemukan orang yang jualan sepatu. Mulai dari sepatu sekolah, sepatu olahraga, hingga sepatu modis kekinian. Tapi meskipun sama-sama jualan sepatu, kenapa ada yang laris-manis dan ada yang justru kesulitan jual satu pasang pun?
Kalau kamu merasa sepatu yang kamu jual bagus, harganya bersaing, bahkan kualitasnya lebih unggul—tapi tetap sepi pembeli—mungkin saatnya kamu melihat ulang: apa yang membuat pelanggan belum memilih tokomu?
Berikut ini beberapa hal yang mungkin jadi penyebab kenapa penjualan sepatumu masih seret, lengkap dengan solusi sederhana yang bisa dicoba.
1. Sepatumu Tidak Muncul di Tempat Pelanggan Mencari
Calon pembeli zaman sekarang tidak lagi keliling pasar untuk cari sepatu. Mereka cukup buka ponsel, cari lewat mesin pencari atau grup jual beli. Kalau tokomu tidak hadir di sana, ya jelas saja mereka tidak tahu keberadaanmu. Solusi sederhananya: buat tempat tampilan produk yang mudah diakses, bisa dari katalog gambar yang dikirim lewat pesan, album di media sosial, atau halaman informasi sederhana.
2. Tampilan Foto Produk Kurang Meyakinkan
Jangan remehkan kekuatan gambar. Meskipun sepatu kamu bagus, kalau fotonya gelap, tidak jelas, atau asal jepret di lantai rumah, pembeli bisa ragu. Sebaliknya, toko lain bisa terlihat lebih profesional hanya karena fotonya bersih dan rapi. Solusi sederhana: foto di tempat terang, gunakan alas bersih, dan ambil beberapa sudut. Tidak perlu alat mahal, yang penting niat dan ketekunan.
3. Tidak Ada Penjelasan Produk yang Jelas
Sepatu itu bukan cuma soal warna dan ukuran. Banyak orang ingin tahu bahan sol, lebar kaki, tinggi hak, atau model jahitan. Kalau kamu hanya menulis “Sepatu pria, ukuran 42, warna hitam”, itu belum cukup. Solusi sederhana: buat keterangan lengkap dan gunakan bahasa yang mudah dipahami.
4. Belum Bangun Kepercayaan dari Pembeli
Pembeli baru butuh diyakinkan. Kalau tokomu belum punya ulasan, testimoni, atau pembeli sebelumnya yang bisa dilihat, mereka akan memilih toko lain yang sudah terbukti. Solusinya: minta izin dari pelanggan lama untuk tampilkan foto mereka menggunakan sepatu yang kamu jual, atau tangkapan layar dari chat testimoni mereka.
5. Pelayanan Kurang Responsif dan Tidak Ramah
Pembeli sering kali batal beli hanya karena balasan pesan terlalu lama atau nada jawaban kurang menyenangkan. Padahal persaingan sekarang bukan cuma di produk, tapi juga di sikap. Solusinya: siapkan balasan cepat yang sopan, dan beri tahu estimasi waktu jika sedang sibuk.
6. Promosi Tidak Menyentuh Target yang Tepat
Mungkin kamu sudah berpromosi, tapi tidak sampai ke orang yang benar-benar butuh sepatu. Menyebar terlalu umum tanpa arah bisa buang waktu. Solusinya: cobalah bergabung di grup jual beli lokal, komunitas tertentu (misal pecinta sepatu olahraga), atau gunakan status pesan pribadi untuk menyebarkan katalog.
7. Tidak Ada Penawaran Menarik yang Bikin Orang Tertarik
Kadang pembeli butuh sedikit dorongan untuk memutuskan beli. Entah diskon kecil, bonus kaus kaki, atau gratis ongkos kirim untuk area tertentu. Solusinya: buat penawaran yang masuk akal dan bisa kamu jaga konsistensinya.
8. Sudah Coba Banyak Hal, Tapi Tidak Konsisten
Digitalisasi butuh waktu. Kadang hasilnya tidak langsung terasa. Banyak yang sudah mulai, tapi berhenti karena merasa tidak efektif. Solusinya: buat jadwal ringan, misal unggah katalog seminggu sekali, update status setiap dua hari, dan tetap belajar dari respon yang masuk.
Ingat, sepatu yang bagus belum tentu otomatis laku. Pelanggan membeli bukan hanya karena produk, tapi juga karena pengalaman, kenyamanan, dan kepercayaan.
Kalau kamu merasa sudah mencoba tapi masih bingung langkah mana yang paling tepat, Wanoh Digital siap bantu kamu konsultasi gratis agar usahamu lebih terarah dan bisa memaksimalkan manfaat dari dunia digital, tanpa harus pusing sendiri.








